APLIKASI ELEKTROKIMIA: ELEKTROKOAGULASI
Elektrokimia adalah
suatu disiplin ilmu yang menggunakan elektronika (listrik) dan kimia sebagai
basis ilmu. Ilmu ini diterapkan untuk memahami proses korosi logam, baterai,
elektrolisis, dan fuel cell. Aplikasi metode elektrokimia untuk lingkungan dan
laboratorium pada umumnya didasarkan pada proses elektrolisis, yakni terjadinya
reaksi kimia dalam suatu sistem elektrokimia akibat pemberian arus listrik dari
suatu sumber luar. Proses ini merupakan kebalikan dari proses Galvani, di mana
reaksi kimia yang berlangsung dalam suatu sistem elektrokimia dimanfaatkan
untuk menghasilkan arus listrik, misalnya dalam sel bahan bakar (fuel-cell).
Aplikasi lainnya dari metode elektrokimia selain pemurnian logam dan
elektroplating adalah elektroanalitik, elektrokoagulasi, elektrokatalis,
elektrodialisis dan elektrorefining. Pada artikel ini akan dibahas aplikasi
elektrokimia secara khusus mengenai elektrokoagulasi.
Elektrokoagulasi merupakan proses
yang dilewati oleh arus listrik pada air. Hal tersebut telah dibuktikan betapa efisiennya proses tersebut untuk
menghilangkan kontaminan di dalam air. Elektrokoagulasi mempunyai efisiensi
yang tinggi dalam penghilangan kontaminan dan biaya operasi yang rendah. Proses
ini berdasarkan pada prinsip ilmu dimana adanya respon air yang mengandung
kontaminan terhadap medan listrik melalui reaksi reduksi dan oksidasi dan dapat
menghilangkan beberapa kation berat 99% serta dapat mengurangi mikroorganisme
dalam air. Beberapa ion-ion lainnya dan koloid-koloid dapat dihilangkan.
Proses elektrokoagulasi merupakan gabungan dari
proses elektrokimia dan proses flokulasi-koagulasi. Proses ini diduga dapat
menjadi pilihan metode pengolahan limbah radioaktif dan limbah B3 cair fase air
alternatif mendampingi metode-metode pengolahan yang lain yang telah dilaksanakan.
Kelebihan proses elektrokoagulasi untuk mengolah limbah cair adalah pada proses
ini tidak ada penambahan kimia. Proses elektrokoagulasi disusun meliputi proses
equalisasi, elektrokimia, sedimentasi dan proses filtrasi.
Proses
elektrokoagulasi meliputi beberapa tahap yaitu proses equalisasi, proses
elektrokimia (flokulasi-koagulasi) dan proses sedimentasi. Proses equalisasi
dimaksudkan untuk menyeragamkan limbah cair yang akan diolah terutama kondisi
pH, pada tahap ini tidak terjadi reaksi kimia. Elektrokoagulasi seringkali dapat menetralisir
muatan-muatan partikel dan ion, sehingga bisa mengendapkan
kontaminan-kontaminan, menurunkan konsentrasi lebih rendah dari yang bisa
dicapai dengan pengendapan kimiawi, dan dapat menggantikan dan/atau mengurangi
penggunaan bahan-bahan kimia yang mahal (garam logam, polimer). Meskipun mekanisme elektrokoagulasi mirip
dengan koagulasi kimiawi dalam hal spesies kation yang berperan dalam
netralisasi muatan-muatan permukaan, tetapi karakteristik flok yang dihasilkan oleh
elektrokoagulasi berbeda secara dramatis dengan flok yang dihasilkan oleh koagulasi
kimiawi. Flok dari elektrokoagulasi cenderung mengandung sedikit ikatan air,
lebih stabil dan lebih mudah disaring. (Woytowich, 1993)
2.1 Reaksi
Elektrokoagulasi
Sebuah
arus yang dilewatkan ke elektroda logam maka akan mengoksidasi logam (M)
tersebut menjadi logam kation (M+), sedangkan air akan mengalami
reduksi menghasilkan gas hidrogen (H2) dan ion hidroksi (OH). Persamaan reaksi elektrokoagulasi adalah sebagai berikut :
M Ã M+ + ne : Anoda
………………….. (1)
2 H2O + 3e à 2OH-
+ H2 : Katoda …………………. (2)
Kation menghidrolisis di dalam air membentuk sebuah
hidroksi dengan spesies dominan yang tergantung pada kondisi pH larutan.
Kation bermuatan tinggi
mendestabilisasi beberapa partikel koloid dengan membentuk polivalen
polihidroksi komplek. Senyawa komplek ini mempunyai sisi yang mudah diadsorbsi,
membentuk gumpalan (aggregates) dengan polutan. Pelepasan gas hidrogen
akan membantu pencampuran dan pembentukan flok. Flok yang dihasilkan oleh gas
hidrogen akan diflotasikan kepermukaan reaktor.
Sebuah reaktor elektrokoagulasi
adalah sel elektrokimia dimana anoda korban (biasanya menggunakan aluminium
atau besi) digunakan sebagai agen akoagulan (Matteson et al). Secara
simultan, gas-gas elektrolit dihasilkan (hidrogen pada katoda).
2.2. Skema
Alat dan bahan
Beberapa material elektroda dapat dibuat dari
aluminium, besi, stainless steel dan platina. Pada penelitian ini anoda yang digunakan adalah aluminium. Persamaan (3) menjelaskan
pelarutan anode seng :
Al3+ + 3e− ↔ Al ................................................................................. (3)
Secara
simultan, reaksi katodik biasanya terjadi perubahan hidrogen. Reaksi ini
terjadi pada katoda dan tergantung pada pH netral atau alkali, hidrogen
diproduksi melalui persamaan (4) :
2H2O+ 2e− → OH− +H2 .................................................................... (4)
ketika dalam kondisi asam,
persamaan (5) dapat menjelaskan dengan baik perubahan hidrogen
pada katoda.
2H+ +2e− → H2 ................................................................................. (5)
Gambar 1. Ilustrasi reaksi elektrokoagulasi
Gambar 2. Skema reaktor elektrokoagulasi
Ada beberapa macam interaksi spesies dalam larutan
pada proses elektrokoagulasi, yaitu :
- Migrasi ke elektroda yang bermuatan berlawanan (electrophoresis) dan penggabungan (aggregation) untuk membentuk senyawa netral.
- Kation atau ion hidroksi (OH-) membentuk endapan dengan polutan.
- Logam kation berinteraksi dengan OH membentuk hidroksi, yang mempunyai sisi yang mengadsorbsi polutan (bridge coagulation)
- Hidroksi membentuk struktur besar dan membersihkan polutan (sweep coagulation)
- Oksidasi polutan sehingga mengurangi toxicitinya
- Penghilangan melalui elektroflotasi dan adhesi gelembung udara.
2.3. Mekanisme Proses elektrokoagulasi
Pada proses elektrokimia akan terjadi pelepasan Al3+
dari plat elektrode (anoda) sehingga membentuk flok Al(OH)3 yang
mampu mengikat kontaminan dan partikel-partikel dalam limbah. Reaksi yang
terjadi pada proses ini adalah
Gambar 3. Proses Elektrokoagulasi
Apabila
dalam suatu elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik
searah, maka akan terjadi peristiwa elektrokimia yaitu gejala dekomposisi
elektrolit, dimana ion positif (kation) bergerak ke katoda dan menerima
elektron yang direduksi dan ion negatif (anion) bergerak ke anoda dan
menyerahkan elektron yang dioksidasi. Katoda Ion H+
dari suatu asam akan direduksi menjadi gas hidogen yang akan bebas
sebagai gelembung-gelembung gas.
Koagulasi dan flokulasi adalah
metode tradisional pada pengolahan air limbah. Pada proses ini bahan koagulan seperti
alum atau feri klorida dan bahan aditif lain seperti polielektrolit ditambahkan
dengan dosis tertentu untuk menghasilkan persenyawaan yang berpartikel besar
sehingga mudah dipisahkan secara fisika. Ini merupakan proses dengan tahap yang
banyak sehingga memerlukan area lahan yang luas dan ketersediaan bahan kimia
secara terus menerus (continous). Sebuah metode yang lebih efisien dan murah untuk
mengolah air limbah dengan jenis polutan yang bervariatif serta meminimisasi bahan
aditif adalah diperlukan dalam managemen keberlanjutan air. Elektrokoagulasi adalah
metode pengolahan yang mampu menjawab permasalahan tersebut.
Gambar 4. Sebelum dan sesudah proses elektrokoagulasi
2.4 Faktor
yang mempengaruhi elektrokoagulasi
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi proses elektrokoagulasi ini antara lain :
a. Kuat arus
Pengolahan limbah nikel dengan rapat arus 40, 50, 60,
dan 70 mA/cm2 menghasilkan penurunan kontaminan nikel sebesar 95%
dan Cu sebesar 98% pada rapat arus 70 mA/cm2. Ini dikarenakan rapat
arus merupakan elektron yang berpindah setiap satuan luas. Sehingga semakin
besar rapat arus maka elektron yang berpindah maka semakin besar, hal ini akan
menyebabkan pembentukan koagulan yang terbentuk akan semakin banyak. Menurut
Koparal and Ogutveren (2002) umumnya rapat arus yang digunakan pada interval 10
– 150 A/m2. Perbedaan kuantitas rapat arus yangdigunakan tergantung
pada perbedaan kondisi aplikasi (Rachmanita, 2010)
b. Jenis Elektrode
Pada penelitian yang dilakukan ada 3 elektrode yang
digunakan yaitu Fe, Zn, serta Al. Setiap jenis elektrode ini memberikan
pengaruh yang berbeda-beda. Hasil terbaik pada penelitian ini di dapat pada logam
Al dengan penurunan TSS sebesar 95,3%, sedangkan untu Fe terjadi penurunan
sebesar 94,39% dan Zn sebesar 91,96%. Penggunaan jenis elektrode ini dipengaruhi
kereaktifan logam serta pembentukan koagulan untuk mengikat kotoran yang ada.
c. Waktu
Percobaan elektrokoagulasi dengan variasi waktu 10,
15, 20, 25. dan 30 menit. Dalam elektrokoagulasi semakin lama waktu proses maka
penurunan parameter pencemaran akan semakin baik. Ini juga sesuai hukum faraday
yang menyatakan semakin lama waktu proses
maka akan semakin banyak koagulan yang terbentuk.
Semakin banyak koagulan yang terbentuk maka semakin baik penurunan parameter pencemaran.
d. Jarak
Pada penelitiannya menggunakan variasi jarak 0,5 ,1,5
dan 2,5 cm. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa jaraak 0,5 cm memberikan
hasil terbaik untuk penuruan parameter TSS sebesar 81,73%. Jarak memepengaruhi
hambatan listrik yang terbentuk,semakin besar jarak maka semakin besar hambatan
listrik yang terbentuk. (Evy, 2011
DAFTAR
PUSTAKA
Hendriarianti,
Evy. 2011.pengaruh jenis elektroda dan jarak antar elektroda dalam penurunan
cod dan tss limbah cair Laundry menggunakan elektrokoagulasi konfigurasi Monopolar
aliran kontinyu. Institut Teknologi Nasional, Malang.
Koparal, A.
S. dan Ogutveren, U. B. 2002. Removal of nitrate from water By electroreduction
and electrocoagulation.Journal of Hazardous Materials, B89,83-94
Metteson,
Michael J. 1995. Electrocoagulation and Separation of Aqueous Suspensions of
Ultrafine Particles, Colloids and Surface A Physicochemical and Engineering
Aspects. The University of Sydney.New South Wales.
Peter, H. Geoffrey,
B and Mitchell, C. 2006. Electrocoagulation As a Wastewater Treatment,
Departement of Chemical Engeneering. The University Of Sydney. New South Wales.
Prayogo,
Aditya dan Putra, Teddy Adythia Bhaskara. 2014. Studi Awal Pengolahan Limbah Minyak Kelapa Sawit PT.
Smart Tbk Menggunakan Elektrokoagulasi.
Malang: Politeknik Negeri Malang.
Rachmanita,
2012, studi penurunan konsentrasi nikel dan tembaga pada limbah cair
elektroplating dengan metode elektrokoagulasi, Program Studi Teknik Lingkungan,
UNDIP, Semarang.
Rahayuningwulan,
Diana. 2010. Daur Ulang Air Limbah Industri Pelapisan Logam dengan Metoda
Kimia-Fisika. Pusat penelitian kimia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Renk, R. R.
1989. Treatment of hazardous wastewater by electrocoagulation. In: 3rd Annual
Conference Proceedings (1989). Colorado Hazardous Waste Management Society.
Woytowich
D.L.; Dalrymple C. W.; Britton M. G.; 1993. Electrocoagulation (CURE) Treatment
of Ship Bilgewater for the U. S. Cost Guard in Alaska. Marine Tech0ogy Society
Journal, Vol. 27. 1p. 62, Spring 1993.
makasih ya... ini sangat membantu :)
BalasHapusyaps, sama-sama
Hapusmaaf kak mau bertanya sumber gambar yg proses elektrokoagulasi darimana ya? boleh tau ?hhe
BalasHapusdari prosiding SEMINAR NASIONAL IV
HapusSDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 25-26 AGUSTUS 2008
ISSN 1978-0176 dengan judul artikel KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI
UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR :) :) :)
Kontraktor Pembuat IPAL Elektrokoagulasi
BalasHapusPT. Centra Rekayasa Enviro
Phone: +62(0)22 888 6523
Fax: +62(0)22 8888 6523 / +62(0)22 523 4061
Mobile/SMS: +62(0)811 1637 244
Email Address
General Information: info@cr-enviro.com
Engineering Inquiry: engineering@cr-enviro.com
Accounting Purpose: accounting@cr-enviro.com
www.cr-enviro.com
bagaimana hasil baku mutu air yang dihasilkan dari proses tersebut?
BalasHapusApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusHarga
Terjangkau
Spesial
Solusi
Penawaran spesial
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide